REKAYASA GENETIKA GANDUM
Gandum seperti halnya padi merupakan tanaman penting penghasil pangan. Keduanya memiliki kesamaan dalam berbagai aspek tetapi dalam rekayasa genetik gandum jauh ketinggalan.
Untuk transformasi genetik tanaman ada dua metode yang umum digunakan yaitu Agrobacterium-mediated dan microparticle bombardment. Metode dengan bantuan Agrobacterium memiliki beberapa kelebihan yaitu memberi peluang transgen berintegrasi dengan lebih stabil, sekitnya jumlah kopi dan juga sedikit terjadi perubahan susunan gen di dalam genom tanaman dibandingkan dengan microparticle bombardment. Meskipun demikian penelitian berkaitan dengan transformasi genetik pada gandum kebanyakan menggunakan metode microparticle bombardment.
Penelitian transformasi genetik pada gandum menggunakan metode dengan bantuan Agrobacterium pertama kali dilaporkan pada tahun 1997. Pada penelitian ini embrio muda dan kalus yang embrionik dipakai sebagai bahan dalam sistem kultur jaringan untuk memproduksi tanaman gandum transgenik. Sejak itu telah dicapai sejumlah kemajuan untuk penelitian transformasi genetik pada gandum. Akan tetapi, metode transformasi genetik pada gandum dengan bantuan Agrobacterium belum menjadi suatu metode yang establis dan kuat karena kemampuannya mentransformasi gandum belum bisa menjadi suatu hal yang rutin tetapi hanya terbatas pada laboratorium-laboratorium tertentu yang memiliki kualitas baik di dunia saja. Efesiensi dari metode transformasi genetik pada gandum dengan bantuan Agrobacterium juga masih rendah, tertingginya hanya mencapai angka 6%. Tambahan lagi keberhasilan transformasi gandum tergantung pada genotipenya sehingga hanya varietas gandum tertentu saja yang dapat ditransformasi. Hal ini umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan terinduksinya kalus dan regenerasi diantara varietas-varietas gandum tersebut. Varietas Shiranekomugi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemampuan induksi kalus dan regenerasi yang tidak bagus dengan kultur dari anter dan embrio.
VARIETAS JAGUNG DAN GANDUM MODERN
Dibandingkan dengan varitas tradisional, varietas baru jagung dan gandum tidak
hanya dapat meningkatkan hasil panen secara maksimal namun juga mampu
meningkatkan pendapatan para petani di negara-negara berkembang melalui
jaminan hasil yang lebih pasti. “Dengan menekan fluktuasi hasil panen biji-bijian
gandum dan jagung, para pakar sesungguhnya telah berperan besar dalam
penyediaan teknologi tanaman modern yang lebih menarik, mudah digunakan serta
menguntungkan bagi petani dan konsumen di seluruh dunia,” ujar Douglas Gollin,
seorang profesor ekonomi di Williams College, Massachusetts, USA.
Gollin menganalisis perubahan stabilitas pangan nasional khususnya gandum dan
jagung di negara-negara berkembang dan menghubungkannya secara langsung
dengan penyebaran bibit berbagai varietas baru. Studi yang ia lakukan
menunjukkan bahwa lebih dari 40 tahun yang lalu, telah terjadi penurunan ragam
jenis hasil biji-bijian tersebut. Penemuan tersebut, menurut Gollin, membantah kritik
sejumlah kalangan yang menyebutkan bahwa para petani dihadapkan pada resiko
yang lebih besar berkenaan dengan fluktuasi hasil panen dari varietas baru tersebut.
Studi tentang “Dampak riset internasional mengenai stabilitas hasil panen gandum
dan jagung: suatu penilaian ekonomis” dapat diunduh (download) pada :
Referensi :
http://www.cimmyt.org/english/docs/impacts/ ImpIntlResIntertemp.pdf.
http://www.cimmyt.org/english/wps/news/2006/jul/steadyasShegoes.htm.
Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan
secara tradisional. Tidak seperti halnya pemuliaan
tanaman secara tradisional yang menggabungkan seluruh
komponen materi genetika dari dua tanaman yang
disilangkan, rekayas genetika memungkinkan pemindahan
satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari satu
tanaman ke tanaman lain. Pada pemuliaan tradisional
diperlukan sedikitnya lima generasi penyilangan balik
(backcross) untuk menghilangkan gen-gen yang tidak
dikehendaki yang mungkin bersifat merugikan yang
bertaut dengan gen yang diingini pada proses
fertilisasi sehingga pemuliaan tanaman memerlukan
waktu yang lama. Selain itu, pemuliaan tanaman
tradisional memiliki keterbatasan dalam penggunaan
sumber-sumber gen yaitu hanya sebatas tamanam yang
dapat disilangkan. Pemindahan gen toleran terhadap air
asin dari tanaman manggrove dari famili Rhizophoraceae
pada tanaman padi tidak mungkin dilakukan dengan
proses penyilangan
Analisa resiko tanaman produk rekayasa genetika
Pelepasan tanaman produk rekayasa genetika ke alam
dipandang memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia seperti kemungkinan tanaman
transgenik menjadi gulma, kemungkinan perpindahan gen
pada spesies lain yang berakibat buruk, dan resiko
kesehatan karena penggunaan tanaman transgenik sebagai
makanan.