Selasa, 20 Oktober 2009

rekayasa genetika tentang gandum

REKAYASA GENETIKA GANDUM


Gandum seperti halnya padi merupakan tanaman penting penghasil pangan. Keduanya memiliki kesamaan dalam berbagai aspek tetapi dalam rekayasa genetik gandum jauh ketinggalan.

Untuk transformasi genetik tanaman ada dua metode yang umum digunakan yaitu Agrobacterium-mediated dan microparticle bombardment. Metode dengan bantuan Agrobacterium memiliki beberapa kelebihan yaitu memberi peluang transgen berintegrasi dengan lebih stabil, sekitnya jumlah kopi dan juga sedikit terjadi perubahan susunan gen di dalam genom tanaman dibandingkan dengan microparticle bombardment. Meskipun demikian penelitian berkaitan dengan transformasi genetik pada gandum kebanyakan menggunakan metode microparticle bombardment.

Penelitian transformasi genetik pada gandum menggunakan metode dengan bantuan Agrobacterium pertama kali dilaporkan pada tahun 1997. Pada penelitian ini embrio muda dan kalus yang embrionik dipakai sebagai bahan dalam sistem kultur jaringan untuk memproduksi tanaman gandum transgenik. Sejak itu telah dicapai sejumlah kemajuan untuk penelitian transformasi genetik pada gandum. Akan tetapi, metode transformasi genetik pada gandum dengan bantuan Agrobacterium belum menjadi suatu metode yang establis dan kuat karena kemampuannya mentransformasi gandum belum bisa menjadi suatu hal yang rutin tetapi hanya terbatas pada laboratorium-laboratorium tertentu yang memiliki kualitas baik di dunia saja. Efesiensi dari metode transformasi genetik pada gandum dengan bantuan Agrobacterium juga masih rendah, tertingginya hanya mencapai angka 6%. Tambahan lagi keberhasilan transformasi gandum tergantung pada genotipenya sehingga hanya varietas gandum tertentu saja yang dapat ditransformasi. Hal ini umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan terinduksinya kalus dan regenerasi diantara varietas-varietas gandum tersebut. Varietas Shiranekomugi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemampuan induksi kalus dan regenerasi yang tidak bagus dengan kultur dari anter dan embrio.


VARIETAS JAGUNG DAN GANDUM MODERN


Dibandingkan dengan varitas tradisional, varietas baru jagung dan gandum tidak

hanya dapat meningkatkan hasil panen secara maksimal namun juga mampu

meningkatkan pendapatan para petani di negara-negara berkembang melalui

jaminan hasil yang lebih pasti. “Dengan menekan fluktuasi hasil panen biji-bijian

gandum dan jagung, para pakar sesungguhnya telah berperan besar dalam

penyediaan teknologi tanaman modern yang lebih menarik, mudah digunakan serta

menguntungkan bagi petani dan konsumen di seluruh dunia,” ujar Douglas Gollin,

seorang profesor ekonomi di Williams College, Massachusetts, USA.

Gollin menganalisis perubahan stabilitas pangan nasional khususnya gandum dan

jagung di negara-negara berkembang dan menghubungkannya secara langsung

dengan penyebaran bibit berbagai varietas baru. Studi yang ia lakukan

menunjukkan bahwa lebih dari 40 tahun yang lalu, telah terjadi penurunan ragam

jenis hasil biji-bijian tersebut. Penemuan tersebut, menurut Gollin, membantah kritik

sejumlah kalangan yang menyebutkan bahwa para petani dihadapkan pada resiko

yang lebih besar berkenaan dengan fluktuasi hasil panen dari varietas baru tersebut.

Studi tentang “Dampak riset internasional mengenai stabilitas hasil panen gandum

dan jagung: suatu penilaian ekonomis” dapat diunduh (download) pada :

Referensi :

http://www.cimmyt.org/english/docs/impacts/ ImpIntlResIntertemp.pdf.

http://www.cimmyt.org/english/wps/news/2006/jul/steadyasShegoes.htm.

Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan
secara tradisional. Tidak seperti halnya pemuliaan
tanaman secara tradisional yang menggabungkan seluruh
komponen materi genetika dari dua tanaman yang
disilangkan, rekayas genetika memungkinkan pemindahan
satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari satu
tanaman ke tanaman lain. Pada pemuliaan tradisional
diperlukan sedikitnya lima generasi penyilangan balik
(backcross) untuk menghilangkan gen-gen yang tidak
dikehendaki yang mungkin bersifat merugikan yang
bertaut dengan gen yang diingini pada proses
fertilisasi sehingga pemuliaan tanaman memerlukan
waktu yang lama. Selain itu, pemuliaan tanaman
tradisional memiliki keterbatasan dalam penggunaan
sumber-sumber gen yaitu hanya sebatas tamanam yang
dapat disilangkan. Pemindahan gen toleran terhadap air
asin dari tanaman manggrove dari famili Rhizophoraceae
pada tanaman padi tidak mungkin dilakukan dengan
proses penyilangan

Analisa resiko tanaman produk rekayasa genetika
Pelepasan tanaman produk rekayasa genetika ke alam
dipandang memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia seperti kemungkinan tanaman
transgenik menjadi gulma, kemungkinan perpindahan gen
pada spesies lain yang berakibat buruk, dan resiko
kesehatan karena penggunaan tanaman transgenik sebagai
makanan.


Rabu, 07 Oktober 2009

Pengenalan Sungai Citarum



Ci Tarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai ini bermuara di Ujung Karawang. Karena banyaknya debit air yang dialirkan oleh sungai ini, maka pemerintah membuat tiga bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) di sungai ini:

  1. PLTA Saguling

  2. PLTA Cirata

  3. PLTA Ir. H. Djuanda atau yang dikenal dengan PLTA Jatiluhur

Dalam perjalanan sejarah Sunda, CiTarum erat kaitannya dengan Tarumanagara, kerajaan Sunda pada abad ke-4-7, yang kemudian menjadi batas antara kerajaan Sunda dan Galuh ketika dua kerajaan kembar ini tidak berada dalam satu kekuasaan.

Keadaan lingkungan sekitar Ci Tarum telah banyak berubah sejak puluhan tahun yang lalu. Industrialisasi yang pesat di kawasan sekitar sungai ini sejak akhir 1980-an telah menyebabkan menumpuknya sampah buangan pabrik-pabrik di sungai ini.

Selidik punya selidik, kondisi tersebut di atas adalah akibat dari ulah manusia yang tidak menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan sungai. Dengan perilaku “asal buang” menjadikan kondisi air di sungai Citarum tercemar oleh limbah domestik, pertanian, peternakan, bahkan sentra ind ustri juga tidak ketinggalan peran sertanya dalam mengontaminasi kualitas air. Akibatnya, kondisi air bersih di sekitar warga sungai Citarum terancam keberbagaian masalah.

Setiap musim hujan di sepanjang Sungai Citarum di wilayah Bandung Selatan selalu dilanda banjir. Setelah Banjir besar yang melanda daerah tersebut pada tahun 1986, pemerintah membuat proyek normalisasi sungai Citarum dengan mengeruk dan melebarkan sungai bahkan meluruskan alur sungai yang berkelok. Tetapi hasil proyek itu sia sia karena sejak itu tidak ada sosialisasi terhadap masyarakat sekitar sehingga sungai tetap menjadi tempat pembuangan sampah bahkan limbah pabrik pun mengalir ke sungai Citarum. Sehingga sekarang keadaan sungai menjadi sempit dan dangkal, sampah dimana mana, warna airpun hitam pekat. akhirnya sampai kini setiap tahun di musim hujan wilayah Bandung Selatan selalu dilanda banjir, bahkan setiap tahun ketinggian banjir selalu bertambah. Apabila anda berkunjung ke Bandung selatan akan terlihat jelas keadaan Sungai Citarum saat ini.

Air adalah salah satu elemen terpenting bagi penunjang kehidupan warga masyarakat di tiap daerah. Kalau saja kondisinya tidak memenuhi standar yang layak untuk dikonsumsi, bisa jadi masyarakat sekitar sungai Citarum akan terkena dampak yang lebih luas karena miskinnya sumber daya air (water resources). Maka, dampak bagi warga sekitar juga akan terasa jelas memenuhi pandangan mata dengan terganggunya ranah kesehatan bahkan aspek sosial ekonominya.

Upaya penyelamatan Sungai Citarum, terutama di daerah hulu, kini sudah sangat
mendesak. Saat ini kondisi Sungai Citarum sudah dapat dikatakan darurat dan
memerlukan pemulihan secepatnya karena tingkat pencemarannya sudah sangat parah.
Degradisi kualitas daerah aliran sungai (DAS) Citarum itu terjadi akibat tidak
terkendalinya perkembangan industri, permukiman penduduk, dan pembabatan hutan
di sekitarnya.

Beban polutan dan daya dukung sungai Citarum

Mengetahui daya dukung dan daya tampung suatu lingkungan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Makalah ini menjelaskan tentang status atau tingkat daya dukung dan daya tampung sungai Citarum terhadap beban polutan yang ditanggungnya. Daya tampung sungai Citarum dicerminkan oleh debit sungai Citarum. Sementara beban polutan ditentukan dari sumber limbah industri, pertanian, dan domestik (rumah tangga) dengan parameter BOD, COD, N Total dan P Total. Perhitungan total beban polutan dilakukan dengan analisis secara spasial menggunakan perangkat lunak MapInfo 8.0. Selanjutnya total beban polutan dibagi dengan debit sungai di titik Nanjung akan menghasilkan nilai konsentrasi polutan. Konsentrasi polutan tersebut kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tampung sungai Citarum (tahun 2001 maupun 2004) sudah terlampaui. Daya tampung yang sudah melampaui batas menyebabkan menurunnya daya dukung sungai Citarum. Selain meningkatnya jumlah polutan, kapasitas debit sungai sangat menentukan tingkat daya tampung dan daya dukung sungai Citarum.

Sungai Citarum Jawa Barat Tercemar

Sungai Citarum, dengan luas total sekitar 6.080 km2, panjang sungai sekitar 269 km. Curah hujan melingkupi Citarum sekitar: 2.300 mm/tahun. Air sungai Citarum dimanfaatkan sebagai sumber air baku air minum untuk Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung; Sebagai pemasok air untuk 3 waduk, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang memasok listrik 5.000 gigawatthour/tahun.

Sungai Citarum, dengan luas total sekitar 6.080 km2, panjang sungai sekitar 269 km. Curah hujan melingkupi Citarum sekitar: 2.300 mm/tahun. Air sungai Citarum dimanfaatkan sebagai sumber air baku air minum untuk Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung; Sebagai pemasok air untuk 3 waduk, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang memasok listrik 5.000 gigawatthour/tahun.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga dengan kan dungan air yang tidak berkualitas, ekosistem air di sekitar sungai akan terancam punah dan dapat menurunkan kualitas produksi pertanian yang banyak memanfaatkan aliran sungai Citarum. Akibatnya, imbas pencemaran ini tidak hanya mengena aspek kesehatan lagi, melainkan sampai pada bertambahnya warga masyarakat miskin.


Selain menyebabkan bukit longsor hujan deras yang mengguyur wilayah Jawa Barat juga menyebabkan meluapnya Sungai Citarum, di Kabupaten Bandung. Luapan Sungai Citarum yang berendam rumah warga sejak Rabu (26/11/08) kemarin hari ini kian memperhatinkan.

Air dengan ketinggian sekitar 2 meter di Kampung Cieunteung, Kecamatan Bale Endah memaksa tim penyelamat sejak dinihari tadi mengevakuasi warga dengan perahu karet. Kampung Cieunteung yang terletak di Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung ini sudah hampir 1 bulan terendam air luapan air Citarum.

Hujan lebat yang turun hampir setiap hari membuat banjir juga tidak surut. Melainkan terus bertambah tinggi. Melihat ketinggian air yang mencapai 2 meter dan nyaris menggelamkan ratusan rumah tim penanggulangan bencana banjir Kabupaten Bandung sejak semalam hingga dinihari tadi terus melakukan evakuasi terhadap warga yang masih bertahan ditempat tinggalnya.

Persoalan air bersih

Tidaklah heran kalau fungsi air bersih posisinya bak bahan bakar minyak (BBM) yang harus dibeli warga dengan beberapa lembar uang ribuan. Kelangkaan air bersih di Kota Bandung , misalnya dapat dilihat dari keluhan warga yang merasa terbebani dengan pembelian air bersih kepada para pengecer. Biang keladi langkanya air bersih ini ternyata lebih banyak akibat bermunculannya pabrik-pabrik yang memprivatisasi air bersih untuk kebutuhan perusahaan.

Celakanya lagi, pabrik di sekitar sungai Citarum yang berjumlah ratusan itu cenderung hanya ingin mengambil keuntungan materi dengan biaya murah meriah dan pemasukan yang “wah”. Tanpa berpikir bahwa ketika aliran sungai dijadikan sarang pembuangan limbah akan mengakibatkan rusaknya ekosistem lingkungan sungai. Para pengusaha pun tidak menyadari bahwa wargalah yang akan merugi. Sebab kalau lingkungan rusak, maka sungai Citarum tidak bisa berproduksi hingga akhirnya tidak bermanfaat bagi warga.

referensi:

id.wikipedia.org
www.ftsl.itb.ac.id
www.antaranews.com
opac.geotek.lipi.go.id
www.detiknews.com


Link Powerpoint :


http://www.scribd.com/full/20737386?access_key=key-23xe7wxq61sm3ibzdcs6

Sabtu, 03 Oktober 2009

nama gUw gamaa nIe , ,

teSStttttt , , , , , ,


bUat bLOg yang SerUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU